Selasa, 14 Mei 2024

American Flagtail alias Ikan Bendera, Sapu-Sapu Versi Ayu

- Senin, 22 Februari 2021 | 08:48 WIB
PEMBERSIH ANDAL: American flagtail atau red feifeng (RFF) menjadi salah satu ikan yang tepat untuk tank mate ikan predator. Itu karena mereka mampu menciptakan simbiosis mutualisme dengan menjadi pembersih sisa makanan dan lumut di dalam akuarium. (Guslan Gumilang/Jawa Pos)
PEMBERSIH ANDAL: American flagtail atau red feifeng (RFF) menjadi salah satu ikan yang tepat untuk tank mate ikan predator. Itu karena mereka mampu menciptakan simbiosis mutualisme dengan menjadi pembersih sisa makanan dan lumut di dalam akuarium. (Guslan Gumilang/Jawa Pos)

Berbicara tentang ikan yang mampu membersihkan akuarium atau tank, dengan mudah orang akan merujuk pada sapu-sapu. Tetapi, si tukang bersih-bersih itu bukan cuma dia. Ada american flagtail atau ikan bendera yang punya kemampuan serupa. Istimewanya lagi, paras ikan itu lebih ayu daripada sapu-sapu.

---

DALAM tank berukuran besar, ikan bendera bisa bergerak dengan sangat lincah. Ketika melesat ke sana-ke mari, lalu bermanuver ke dasar akuarium, ikan bernama populer red feifeng (RFF) itu sesekali menyantap lumut-lumut yang menempel.

Reginaldo Edrico, penghobi ikan predator asal Darmo Permai, mengatakan bahwa keberadaan RFF di akuarium miliknya adalah sebuah keharusan. Asalkan ukurannya tidak jauh lebih kecil, ikan bernama Latin Flagtail prochilodus itu bisa menjadi teman ideal bagi predator lainnya. ”Cocoklah buat teman arwana, peacock bass, oscar, dan lainnya. Kalau nggak ada ini (RFF), seperti ada yang kurang,” ujarnya.

Hubungan ikan bendera dengan predator-predator lainnya di dalam tank seperti simbiosis mutualisme. Sebab, RFF bisa berperan membersihkan sisa-sisa makanan yang tak dihabiskan predator lainnya.

Yang lebih penting dari itu adalah kebersihan akuarium bisa lebih terjaga karena pada dasarnya, RFF adalah pemakan alga dan lumut. Berbeda dengan sapu-sapu yang tampangnya sangar, ikan bendera itu berpenampilan ayu. Tubuh dan ekornya dihiasi corak-corak indah sehingga sedap dipandang. Bahkan, julukan red feifang itu didapat dari warna merah pada sirip di bawah perut dan ekor.

Ada pula jenis yellow feifang yang tak kalah cantiknya. Perbedaannya jelas terlihat dari warna sirip perut yang dominan kuning. Kepala ikan juga cenderung bersisik ketimbang RFF.

Bermodal penampilannya yang cantik dan anggun itulah, harga RFF juga terbilang mewah. Di pasaran, ikan tersebut dibanderol Rp 300 ribu–2 juta per ekor. Bergantung pada ukurannya. Menurut Aldo, tingginya harga jual itu disebabkan ikan tersebut masih harus didapat melalui jalur impor. Di Asia, hanya Thailand yang kabarnya sukses mengembangbiakkan red feifeng atau red flagtail. Untuk ukuran dewasa, yakni sekitar 20 sentimeter, harga per ekornya berkisar Rp 1 juta–1,2 juta. Padahal, ukuran tubuh RFF bisa bertumbuh hingga 50-an sentimeter.

Menurut Aldo, salah satu faktor yang membuat RFF sulit dikembangbiakkan di Indonesia adalah karakter ikan yang bermigrasi terlebih dahulu sebelum bertelur. Di habitat aslinya, flagtail bermigrasi dua kali dalam setahun dengan menempuh jarak ratusan kilometer. Di tengah proses migrasi itulah, flagtail bertelur. Dimulai saat musim hujan.

Pada waktu-waktu tersebut, flagtail berpindah dari perairan sungai dan anak sungai bersih yang sudah bernutrisi menuju sungai berarus deras mendekati hilir untuk bertelur. ”Kalau dari literatur sih begitu. Mungkin bisa berkembang ya di kawasan Kolumbia dan Brasil saja,” tuturnya.

Baca Juga: 30 Lagu Diaransemen Ulang, Rhoma Irama Gugat Rp 1 Miliar

Pakan untuk ikan bendera juga tergolong gampang. Sebab, ikan itu pada dasarnya adalah pemakan segala alias omnivora. Termasuk alga dan lumut di dalam akuarium. Meski demikian, Aldo tetap menyediakan beberapa pakan favorit untuk RFF. Yakni, udang potong beku, cacing darah, dan pelet. ”Biasanya sih cukup alga di akuarium itu,’’ katanya.

Dari semua persyaratan gampang untuk memelihara ikan bendera, ada satu pesan penting dari Aldo bagi para pemula yang tertarik memeliharanya. Karena punya karakter jumper, ikan tersebut bisa dengan mudah melompat keluar akuarium. ’’Jadi, sebaiknya (akuarium) ditutup atasnya,” ujarnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

https://youtu.be/K1-xXbo1UXk

Editor: Dhimas Ginanjar

Tags

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.

Terkini